Oleh : Sari Corry Maylani / 4TB01 / 2A314053
Sumber : www.google.com
”Bentuk
mengikuti fungsi telah menjadi kesalahpahaman. Bentuk & fungsi seharusnya menjadi
satu, digabungkan dalam penyatu spiritual”
-Frank
Lloyd Wright-
Perpustakaan merupakan salah satu elemen
terpenting dalam suatu lingkup pendidikan. Baik pendidikan dasar hingga
perguruan tinggi. Penerapan bangunan perpustakaan di dalam suatu lingkup
pendidikan ini juga berfungsi sebagai fasilitas penunjang untuk siswa atau
mahasiswa dalam mendapatkan ilmu pengetahuan yang baru diluar waktu belajar
secara formal. Di waktu dahulu, pembangunan perpustakaan berkonsep pada
bangunan formal yang terkesan kaku.
Sehingga berdampak pada kehadiran masyarakat dalam mengunjungi perpustakaan ini
tergolong minim. Namun, seiring berjalannya waktu, konsep perpustakaan semakin
berkembang mengikuti zaman dan aktivitas masyarakatnya. Di era saat ini, banyak
pembangunan dan renovasi perpustakaan yang berkonsep non formal dan cenderung mengutamakan kenyamanan pembaca sehingga
cukup menarik masyarakat untuk datang perpustakaan tersebut. Konsep yang
diterapkan pun beragam mulai dari konsep modern minimalis, industrialis, hingga futuristik. Selain itu, fasilitas yang disediakan pun tidak hanya area buku –
buku dan ruang baca saja. Melainkan adanya fasilitas penunjang lainnya seperti
ruang diskusi, ruang rapat, internet
lounge, hingga tempat makan di dalam perpustakaan.
Namun pada dasarnya dalam menarik simpati
para pembacanya dibutuhkan elemen awal sebagai citra pada bangunan
perpustakaan. Elemen yang dimaksud ialah fasad yang diterapkan pada bangunan agar
menarik perhatian pembacanya. Pada era saat ini, fasad bangunan yang diterapkan
cukup beragam dan berkonsep menarik perhatian mata pembacanya. Mulai dari fasad
yang memiliki fasad kaca, jendela – jendela berbentuk lingkaran, hingga fasad
yang menggunakan undakan sebagai daya tarik untuk pembaca. Salah satu contoh
perpustakaan dengan konsep saat ini yaitu Perpustakaan Institut Teknologi
Bandung (ITB).
Perpustakaan ITB merupakan salah satu
bangunan perpustakaan yang menarik perhatian dikarenakan fasad bangunan yang
berbeda dengan perpustakaan lainnya. Bangunan yang diarsiteki oleh Ir. Slamet
Wirasonjaya merupakan bangunan yang berkonsep layaknya rak – rak buku atau
tumpukan beberapa buku sehingga bentukan fasad ini pun berbeda dengan bangunan
– bangunan disekelilingnya. Dilain hal, bangunan ini pun terkesan menjadi main
point di area sekitarnya. Menurut SLW, Dhian Damaji, “gubahan bentuk bangunan ini merupakan kompromi antara bentukan dan
konteks lokasi, hasil sintesis antara ekspresi bentuk yang menyimbolkan
tumpukan buku dan letaknya yang berada di area tempat persinggungan dengansumbu
imajiner kampus ITB”.
Fasad pada bangunan perpustakaan berada di
Arah Barat. Peletakkan fasad di arah tersebut berfungsi untuk membantu
sirkulasi pencahayaan yang diterima agar sampai hingga ke dalam bangunan.
Selain itu, fasad juga diletakkan dekat dengan area jalan sekitar sehingga
memudahkan pembaca untuk melihat dan memasuki area perpustakaan.
Penggunaan fasad yang berbeda pun dapat
menjadikan bangunan tersebut menarik perhatian seseorang untuk datang melihat
isi dari bangunan tersebut. Selain itu, fasad ini pun dapat menjadikan landmark tersendiri diantara bangunan –
bangunan yang ada di sekitarnya. Namun perlu diingat, bahwa perletakkan fasad
pun harus disesuaikan dengan area lingkungan sekitar atau arah mata angin guna
memudahkan pencahayaan yang masuk.
Gagasan Pokok :
Paragraf Ke – 1 :
Prolog mengenai keadaan atau kegiatan yang berada di
dalam perpustakaan tiap waktu. Perubahan ini menghasilkan konsep perpustakaan
yang berbeda di masa sekarang. Perpustakaan yang nyaman dan tidak terkesan kaku
serta fasilitas lengkap lainnya menjadi daya tarik perpustakaan saat ini.
Paragraf Ke -2 :
Untuk menarik perhatian pembaca, umumnya dibutuhkan
citra pada bangunan. Salah satunya adalah fasad bangunan perpustakaan yang
menarik sebagai daya tarik untuk memunculkan minat datang ke perpustakaan.
Paragraf Ke -3 :
Perpustakaan ITB merupakan salah satu bangunan
perpustakaan yang menarik perhatian dikarenakan fasad bangunan yang berbeda
dengan perpustakaan lainnya.
Paragraf Ke – 4 :
Posisi fasad bangunan yang mengarah ke Barat yang
memiliki fungsi untuk memberikan sirkulasi pencahayaan yang baik serta dekat
dengan area jalan sekitar untuk memudahkan dalam melihat posisi bangunan
perpustakaan.
Paragraf Ke – 5 :
Penggunaan fasad yang berbeda dapat menjadikan
bangunan tersebut menarik perhatian seseorang dan menjadikan landmark tersendiri di wilayah kawasan
tersebut.
Bahasa Arsitektur :
Modern Minimalis : konsep desain bangunan yang
menggunakan kebutuhan paling mendasar. Dengan menekankan hal – hal yang bersifat
esensial, fungsional, dan bentuk – bentuk geometris serta tanpa dekorasi.
Industrialis : konsep desain bangunan yang terkesan
maskulin. Menggunakan bahan – bahan yang cenderung kasar seperti logam, besi,
kayu, bata yang sengaja di ekspos untuk menampilkan konsep industrial.
Futuristik : konsep desain bangunan yang mengarah ke
masa depan. Biasanya menggunakan bentukan – bentukan yang anti mainstream serta
dibantu oleh teknologi canggih untuk menampilkan kesan masa depan.
Citra Pada Bangunan : Merupakan bentukan / gambaran / lambang
pada bangunan. Biasanya dapat dilihat pada muka bangunan.
Fasad : Merupakan muka / wajah / tampilan awal suatu
bangunan.